25.12.14

Ibuku



Ibuku datang mendekat tepat pukul 07.15 saat mataku setengah terbuka. bukan, sebenarnya sistemku telah terbangun namun tidak dengan mataku. Terdengar sedikit demi sedikit hentakan kakinya. Semakin lama, semakin pelan. Teringat akan surga yang selalu dibawanya. Tepatlah saat ini Ibu berada di atasku. 5-10 jengkal terasa hembusan nafasmu. Aku tetap terdiam untuk merasakan keindahannya. Nikmat. Perlahan aku merasakan helaian rambutnya tejatuh, beliau menciumku tepat di kening dan pipiku.

Seketika, sirna sudah amarah yang naik kemarin malam. Dimana beliau berkata aku seorang anak yang tidak peduli. Sedikit menyentil rasa ketersinggunganku. Walaupun begitu, beliau selalu mendahulukan anak-anaknya. Tidak pernah menomor duakan kebutuhan anak-anaknya. Seringkali, disetiap do'anya aku melihat tetesan air dari pelupuk matanya. Itukah harapan-harapannya untukku? Ataukah beliau rela menapik kebahagiaannya untuk anak-anaknya? Yang jelas, Beliau terhebat dan selalu teristimewa, selalu terpatri indah dalam hati kami, anak-anakmu.

No comments:

Post a Comment

thanks for comments :)